JADILAH PENGURUS ZAKAT YANG JUJUR
Zakat merupakan salah satu pilar
rukun islam dan setiap muslim
berkewajiban membayar zakat.
Membayar zakat juga dikatakan sebagai
bentuk kesolehan sosial. Kewajiban membayar zakat berdasarkan firman Allah SWT “ dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat
.” ( QS. Albaqarah : 43 ).
Adapun Upaya seorang manusia
untuk mensucikan atau membersihkan diri yaitu dengan cara membayar zakat. Perlu
kita hayati wahai saudara muslim, orang yang enggan membayar zakat padahal ia
mampu maka ia akan mendapat siksaan di neraka.“Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya.
yaitu orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya kehidupan
akhirat.“ ( Fushshilat:6-7 ).
Zakat terbagi atas dua jenis
yakni :
A. Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul
Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram/3,5 liter
makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
B. Zakat
Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan,
hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe
memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
Amil
Zakat
Menurut Imam As-syaukani, Amil adalah orang yang diangkat menjadi wali dan
memunggut zakat, yang diutus oleh Imam/Khalifah (kepala negara) untuk
mengumpulkan zakat. Mereka berhak mendapatkan bagian dari zakat itu.
Lalu
apa tugas amil itu?.“Ambillah dari sebagian harta mereka itu
(zakat), supaya menyucikan dan membersihkan dengannya” (QS. 9 at Taubah:
103). Amil Bertugas mengumpulkan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan
penyaluran. Harta zakat dari Muzaki, mengelolahnya dan menyalurkan dengan manajemen program baik. Amil yang baik, mampu mengembangkan ide inovatif berbentuk program. Sehingga uang yang sedikit
bermanfaat untuk masyarakat banyak. Oleh sebab itu, seorang amil yang baik
harus mampu untuk itu.
Nah, seandainya kita berkesempatan menjadi amil zakat bisakah kita
menjadi amil yang jujur dan inovatif?
Menjadi amil zakat sangatlah
repot, disamping kesibukannya mendata nama-nama ia juga bertanggung jawab penuh
untuk menjaga harta yang dikeluarkan oleh setiap muslim. Tak hanya itu saja,
para Amil juga harus mampu mengelola zakat sumbangan. Dalam pengelolaan ini
mustinya amil zakat harus pandai dalam hal membagi-bagi harta atau makanan
pokok zakat yang telah dikumpulkan. Dalam hal ini, hendaknya amil membagi rata
kepada orang-orang yang berhak menerima zakat.
Adapun
orang-orang yang berhak menerima Zakat adalah:
1. Orang
fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga
untuk memenuhi penghidupannya.
2.
Orang
miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
3.
Pengurus
zakat ( amil): orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4.
Muallaf:
orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang
imannya masih lemah.
5.
Memerdekakan
budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang
kafir.
6. Orang
berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan
tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara
persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu
membayarnya.
7. Pada
jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum
muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu
mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah
sakit dan lain-lain.
8.
Orang
yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam
perjalanannya.
Para pengurus zakat harus mampu
mengeloh dan membagi-bagi semua zakat agar orang-orang yang berhak menerima
zakat seperti yang tertera diatas menperoleh jatah termasuk para amil sendiri.
Menjadi amil ( pengurus zakat) dibutuhkan kecekatan dan kemahiran, lalu
bagaimana dengan anda? Seandainya kesempatan itu ada pada diri kita, mampukah
kita menjadi amil yang baik, jujur dan inovatif? Andai saya menjadi pengurus zakat, InsyaAllah
saya akan mengatur struktur pengumpulan,pendataan
dan pembagian zakat dengan baik sehingga semua orang yang berahak menerima
zakat mendapatkan haknya masing-masing. Mari menjadi Amil Zakat karena zakat itu
mensucikan jiwa setiap insan.
Sumber :